“Ya Allah, berilah manfaat kepadaku dengan apa-apa yang Engkau ajarkan kepadaku, dan ajarkanlah aku apa-apa yang bermanfaat bagiku. Dan tambahkanlah ilmu kepadaku.”
[HR. At-Tirmidzi : 3599, dan Ibnu Majah : 251, 3833]
🌼 Prolog
Menikmati sore yang cerah sembari belajar daring bersama tim yang hebat. Masih bersama GMLD_Guru Motivator Literasi Digital. Dipandu oleh Bu Helwiyah, dengan mengangkat judul "Yuk Kelola Jejak Digital yang baik". Adapun ulasan materi akan disampaikan oleh Bapak Dedi Dwitagama.
Pertemuan ke 2 ini akan dilakukan melalui WA grup yang terbagi menjadi 4 sesi yaitu :
1. Pembukaan
2. Interaksi
3. Tanya jawab
4. Penutup
🌼PERKENALAN DENGAN NARA SUMBER
DEDI DWITAGAMA,Tujuh belas tahun menjadi Guru di Sekolah Teknologi Menengah Negeri 39 Jakarta, sejak tahun 2005 sebagai Kepala Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Jakarta dan sejak tahun 2009 sebagai Kepala Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 36 Jakarta. Sekolah khas dimana terdapat program studi nautika kapal penangkap ikan, teknik kapal penangkap ikan dan agribisnis perikanan, sejak Nopember 2011 hingga Oktober 2012 menjadi Kepala Sekolah di SMKN 29 Penerbangan Jakarta yang merupakan satu-satunya sekolah Penerbangan Negeri di Jakarta. Sejak 2012 Menjadi Guru di SMKN 50 Jakarta Timur.
jejak sering diartikan dengan bekas langkah kaki. Sedangkan jejak digital sendiri dapatlah diartikan dengan tapak data yang tertinggal saat kita berseluncur di dunia maya.
Sebagai contoh ketika kita akan mencari informasi tentang pembicara yaitu pak Dedi, maka kita dapat mengetikkan nama Dedi di pencarian geogle, maka akan muncullah beberapa jejak digital yang dimiliki beliau.
Semua orang baik itu guru, maupun yang lainnya pasti memiliki kenangan yang membekas dan menjadi jejak didalam ingatan kita. Salah satu kenangan yang terpatri dengan jelas di hati kita yaitu jejak dari seorang guru yang di mulai dari Guru Sekolah Dasar, Guru Sekolah Menengah Pertama, Guru Sekolah menengah Atas maupun Perguruan Tinggi. Bahkan ketika kita sudah dewasapun terkadang kita masih ingat dengan sosok sosok yang spesial tersebut.
Seorang guru bisa meninggalkan kesan dan kenangan di hati murid muridnya. Ada yang terkenang dengan kebaikan mereka, kedisiplinan mereka, bahkan tidak sedikit yang terkenang dengan sosok yang terkenal dengan istilah guru yang galak.
Seorang pendidik tidak hanya memberikan ilmu, melainkan juga membimbing dan memberikan teladan bagi kita. Ketika kita menceritakan sosok yang begitu spesial terkadang kita hanya memiliki gambaran dibenak kita, hal ini dikarenakan tidak ada jejak digital dari sosok tersebut.
Sedikit pertanyaan ? Bagaimana ketika kita memiliki guru yang ternyata guru tersebut tidak memiliki rekam digital, kita hanya mampu mengingatnya di dalam kenangan kita dan hanya kita sendiri yang menyimpannya. Ketika kita menceritakan kepada anak didik kita ataupun kepada anak kita kemungkinan anak tidak mengetahui secara pasti sosok yang kita idolakan tersebut.
Kita tidak ingin seperti itu bukan...?Hanya dikenang dalam angan.
Jejak digital bisa dikelola oleh kita sendiri maupun orang lain. Contohnya ketika kita mau mencari tahu tentang Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dien, R.A. Kartini dll. kita tetap bisa menemukannya, walaupun pada masa itu belum ada koneksi internet.
Pentingnya mengelola jejak digital agar kita tidak seperti guru guru favorit kita yang belum mengelola jejak digitalnya dnegan baik, kita hanya bisa menyimpannya didalam hati kita, dan kenangan itu akan tersimpan pada satu generasi saja.
Bagaimana cara agar kita bisa mengelola jejak digital dengan baik agar kita bisa dikenang sepanjang dari generasi ke generasi?
Kita bisa memulai dari memposting di media sosial yang kita miliki seperti facebook, youtube, instagram, dll. Kita juga bisa mengabadikan kegiatan yang kita ikuti, mengarsipkan karya siswa kita, mengarsipkan karya kita seperti membuat video pembelajaran dan mempostingnya di youtube, membuat karya berupa buku, dll.
Pak Dedi berpesan, “Mulailah menulis dengan satu huruf, yang kemudian dirangkai menjadi kata, lanjut dirangkai menjadi kalimat, tayangkan jadi buku atau blog, beres.”
salah satu contoh jejak digital milik penulis yaitu bisa berupa akun di instagram maupun facebook
kita juga bisa menuliskan beberapa kegiatan yang kita miliki, agar jejak digital kita terekam, seperti :
Atau kita bisa membukukan karya kita seperti karya milik penulis dalam bentuk buku antologi
Karya juga bisa disimpan dalam bentuk video dan diunggah di youtube seperti :
Penyampaian materi dengan begitu interaktif dari Narasumber dan melibatkan hampir seluruh peserta. Moderator yang begitu piawai dalam menebarkan semangat antuasias kepada peserta, sehingga peserta aktif dalam seluruh kegiatan..
Mengulas pentingnya jejak digital, agar kita bisa terus di kenang dan ingatlah untuh selalu menebar kebaikan
Terima kasih kepada Bpk Dedi Dwitagama sebagai pembicara dan Ibu Helwiyah selaku moderator
Tidak ada komentar:
Posting Komentar