Selasa, 30 November 2021

GURU SIAP MENYONGSONG ERA SOCIETY 5.0

 OLEH : NUR LAILI RAHMAWATI, S.Pd.I


 

Tujuan dari Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No 20 Th. 2003). 

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional maka pendidikan yang ada di Indonesia selalu mengalami pembaharuan. oleh karena itulah setiap komponen dan stakeholder dalam lembaga pendidikan, serta sistem pendidikan nasional harus bekerja sama secara sinergis dan inovatif untuk menghadapi perubahan dalam bidang pendidikan. Upaya inovasi dalam bidang pendidikan dapat terlihat dari pembaharuan kurikulum yang ada di sekolah/madrasah yaitu dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP (kurikulum tahun 2006) menjadi kurikulum 2013 yang lebih dikenal dengan kurtilas. Kurikulum 2013 ini terus mengalami perbaikan dengan adanya beberapa kali revisi dalam kurikulum tersebut.



Di masa sekarang guru dituntut untuk melek digital. Guru harus mampu menggunakan dan mengaplikasikannya. Selain melek digital guru juga dituntut untuk memahami makna dari literasi dan mampu menerapkannya. Literasi yang secara sederhana dapat diartikan sebagai melek huruf, kemampuan dan kecakapan baca tulis, kini semakin terus digali dan disosialisaikan kepada masyarakat, terlebih kepada siswa yang ada di lingkungan pendidikan. Dengan adanya ledakan informasi yang begitu cepat, maka kecakapan dan kecerdasan untuk menyaring informasi tersebut harus dimiliki seseorang untuk memilah informasi yang baik dan buruk. 


Literasi media dan digital kini sudah mulai dibicarakan di masyarakat. Keduanya saling terkait satu sama lain. Hanya saja literasi media lebih memfokuskan pada penafsiran pesan yang disampaikan melalui media dan cara kita menanggapi pesan tersebut. Sedangkan literasi digital berfokus pada akses informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi serta solusi atas sulitnya mengakses informasi karena sudah ada layanan internet yang mempermudah dalam berbagai aktivitas masyarakat.



Dalam Literasi media lebih menitikberatkan kepada kemampuan seseorang untuk menggunakan berbagai media guna mengakses, analisis serta menghasilkan informasi untuk berbagai keperluan. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang akan dipengaruhi oleh media yang ada di sekitar kita berupa televisi, film, radio, musik terekam, surat kabar dan majalah. Dari media itu masih ditambah dengan internet bahkan kini pun melalui telepon seluler dapat diakses. Oleh karena itu mengenalkan pendidikan berbasis multimedia bisa dilakukan sejak dini, sehingga anak didik akan mampu memahami pentinya penggunaan media digital dan mampu memilih mana yang sesuai.


Pada society 4.0 atau yang lebih dikenal dengan industri 4.0 manusia baru mengenal teknologi, keterbukaan dan kemudahan mendapat informasi adalah dampak positif dari era tersebut. Salah satu kemudahan yang dapat diperoleh antara bisa melakukan komunikasi secara klasikal dengan menggunakan zoom meeting yang dapat diakses melalui internet.


Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, pemanfaatan teknologi mulai ditingkatkan perannya dalam kehidupan manusia dan era society 5.0 adalah zaman dimana teknologi sangat dekat dengan kehidupan manusia. 
Pada era society 5.0 teknologi AI (Artificial Intelligence) akan semakin dikembangkan dengan tujuan mempermudah kehidupan manusia. Adapun salah satu contohnya kita bisa melakukan sharing dengan rekan sesama guru tanpa perlu dibatasi ruang dan waktu, artinya kita bisa belajar di tempat kerja masing masing.



Akan tetapi, dalam menyongsong adanya era society 5.0 akan lebih baik ketika kita bisa bersosialisasi secara langsung, sehingga akan tercipta hubungan yang lebih harmonis dan dapat meningkatkan rasa kebersamaan diantar rekan kerja


terima kasih buat OmJay atas motivasinya dan selamat Ulang Tahun KSGN yang ke sepuluh




Senin, 29 November 2021

YUK CEGAH CYBER BULLYING

 OLEH : NUR LAILI RAHMAWATI, S.Pd.I




GMLD - Pertemuan ke 4 - Senin, 08 November 2021

Tema                  : YUK CEGAH CYBER BULLYING

Narasumber      : WIJAYA KUSUMAH

Moderator         : ROSMINIYATI



Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Selamat sore semuanya. 
Selamat sore Bapak/Ibu Guru Motivator Literasi Digital.

Sapaan hangat dari moderator ibu Rosminiyati mengawali pertemuan ke empat Guru Motivator Literasi Digital (GMLD). Semoga semua dalam keadaan sehat dan berbahagia, dan senantiasa diberikan kemudahan dan kelancaran dalam mengikuti kegiatan belajar sore ini.

Sore yang cerah,  dengan Narasumber Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd. atau biasa disapa Om Jay yang akan membahas materi “Yuk Cegah Cyber Bullying”. Dengan harapan setiap pertemuannya akan menghasilkan karya yang luar biasa.

Seperti biasa, kuliah sore ini dibagi menjadi 4 sesi:
1. Pembukaan
2. Pemaparan materi 
3. Sesi Tanya Jawab 
4. Penutup

🌻 PENDAHULUAN
Agar mendapatkan keberkahan dan ridha Allah, pertemuan sore ini dibuka dengan mengucapkan basmalah. Tidak lupa teriring doa sejenak sesuai agama dan keyakinan masing-masing.

🌻 PEMAPARAN MATERI 
Pertemuan diawali dengan informasi bahwa seharusnya yang menjadi narasumber adalah bapak Munif Chatib, tapi beliau berhalangan karena sakit. Sehingga marilah kita doakan beliau agar kembali sehat. Aamiin

πŸ‘‰ untuk profil lengkap om jay dapat dilihat pada pemaparan materi di pertemuan yang pertama yaitu pada Profil Lengkap Om Jay

Materi kita kali ini adalah yuk kita cegah cyber bullying

πŸ’Œ Apa itu cyberbullying?
Cyberbullying merupakan perilaku anti-sosial yang melecehkan ataupun merendahkan seseorang, kebanyakan menimpa anak-anak dan remaja yang dilakukan secara online maupun atau di dunia siber. Berbeda dengan bullying yang terjadi di offline, Cyberbullying justru lebih parah. Hal ini karena pada bully offline biasanya yang tahu adalah orang-orang yang melihat secara langsung, namun kalau cyberbully, semua orang yang online dan terkoneksi dapat melihatnya. 

Dapat dibayangkan kalau seseorang diserang atau di-bully di media sosial, diserang dengan hate comment penuh dengan kata kasar atau tak senonoh, semua temannya bahkan mungkin keluarganya pasti akan membacanya. Belum lagi kalau pelaku cyberbully mengarahkan teman-temannya untuk menyerang korban. Jangan remehkan cyberbully, karena dapat membuat kesehatan mental korban jadi terganggu.

πŸ’Œ Lalu, apa yang dapat dilakukan terhadap cyberbullying? Berikut tindakan yang dapat dilakukan dalam mencegah dan menghentikan cyberbullying.
1. Jangan merespons. Para pelaku bullying selalu menunggu reaksi korban. Untuk itu jangan terpancing untuk merespon aksi pelaku agar mereka tidak merasa diperhatikan
2. Jangan membalas aksi pelaku. Membalas apa yang dilakukan pelaku cyberbullying akan membuat Anda ikut menjadi pelaku dan makin menyuburkan aksi tak menyenangkan ini
3. Simpan semua bukti. Karena aksi ini terjadi di media digital, korban akan lebih mudah mengcapture, lalu menyimpan pesan, gambar atau materi pengganggu lainnya yang dikirim pelaku, untuk kemudian menjadikannya sebagai barang bukti saat melapor ke pihak yang bisa membantu.
4. Segera blokir aksi pelaku. Jika materi-materi pengganggu muncul dalam bentu komentar, pesan instan, gunakan tool preferences/privasi untuk memblok pelaku. Jika terjadi saat chatting, segera tinggalkan chat room.
5. Selalu berperilaku sopan di dunia maya. Perilaku buruk seperti membicarakan orang lain, bergosip atau fitnah akan meningkatkan risiko seseorang menjadi korban cyberbullying
6. Jika sudah meresahkan, laporkan pada pihak berwenang. Adukan pada pihak yang dipercaya dan berwenang. Jika anak-anak yang menjadi korban, mereka harus melapor pada orangtua, guru atau tenaga konseling di sekolah. Selain mengamankan korban, tindakan ini akan membantu memperbaiki sikap mental pelaku.

 πŸ‘« Yuk bersama kita cegah cyberbullying dan jangan sekali-kali menjadi pelaku cyberbullying. Bullying adalah penindasan yang dilakukan seseorang tanpa alasan karena merasa lebih memiliki power dibandingkan korban yang ingin di-bully. Power ini didapatkan dari rasa senioritas, kepemilikan, kedudukan, dan kepintaran.

Biasanya, pelaku menutupi kekurangannya dengan cara bully. Faktanya, pelaku dan korban memiliki ketakutan yang sama. Namun muncul dengan cara yang berbeda. Sekarang, dengan adanya dunia maya banyak pelaku cyber bully, (sebutan untuk pelaku bully di sosial media) berlindung di anonymous account untuk mem-bully orang lain. Setiap orang pun dituntut untuk pandai bersikap dalam menggunakan sosial media.

πŸ‘‰ Yuk cegah cyber bullying dengan cara ini!
Ada banyak penyebab terjadinya cyber bullying. Berikut empat penyebab yang bisa membuat Anda menjadi korban.
1. Tidak posting terlalu sering atau banyak
Posting terlalu sering dan banyak bisa mengganggu orang lain. Oleh karena itu, posting terlalu sering dan banyak dapat memancing adanya cyber bullying.
2. Hindari konten posting-an yang aneh
Apapun yang diunggah ke sosial media, pasti menimbulkan pro dan kontra. Terlebih ketika posting sesuatu yang dianggap aneh dan mengundang bully, meskipun hanya bully di dalam hati. Oleh krena itu, sebagai pengguna social media, sebaiknya batasi mengunggah konten yang mengganggu.
3. Pintar-pintar memilih teman di sosial media
Akun media sosial tidak harus selalu terbuka untuk semua orang. Semakin banyaknya teman di media sosial, maka Anda harus siap-siap dengan banyaknya komentar yang datang.
4. Tidak sembarang bercerita di sosial media. Membedakan hal yang lebih baik diceritakan pribadi atau di media sosial. Karena, perbedaan persepsi biasanya terjadi di media sosial.

πŸ’Œ Penggunaan media sosial (medsos) untuk bersosialisasi dan berbagi, banyak informasi saat ini kerap memicu berbagai aktivitas yang dibarengi tindak intimidasi dan pelecehan terhadap orang lain. Ini menjadi salah satu dampak buruk kehadiran sosial media di tengah masyarakat atau biasa disebut cyberbullying.

Caranya, kita mulai dengan langkah sederhana. Seperti menyebarkan kampanye dan aksi #BalasYangBaik di sosial media, kemudian ajak teman-teman untuk ikut dalam kampanye tersebut, dalam bentuk foto, video dan quotes. Kampanye anti cyberbullying harus terus disuarakan.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menjelaskan dampak dari cyberbullying lebih berbahaya dibandingkan dengan di dunia nyata. Pelaku biasanya mengunggah informasi pribadi orang lain baik dalam bentuk gambar atau video dengan tujuan mempermalukan dan menyakiti korbannya.

Korban akan mengalami trauma psikologis karena pelaku biasanya melakukan berulang-ulang dan menghasut orang lain untuk mengikutinya, meskipun orang lain itu kerap kali tidak mengenal korban

πŸ’Œ Kita perlu asesmen psikologi lebih lanjut untuk pemulihan secara psikis korban perundungan dunia maya. Kita juga perlu membeberkan cara pencegahan agar anak terhindar dari perundungan di media sosial, berikut ini informasinya.
1. Edukasi anak
Orang tua harus memberikan edukasi menggunakan jejaring online yang aman. Edukasi menjadi langkah paling dasar dalam mencegah cyberbullying. "Peran orang tua menjadi sangat dibutuhkan dalam kondisi tersebut. Keluarga adalah tempat pertama untuk memperoleh pendidikan," Itulah yang seharusnya kita lakukan sebagai orang tua dan guru.
anak-anak mesti diberikan pemahaman mengenai hal-hal yang bisa dan tidak bisa dilakukan melalui jejaring online, khususnya media sosial. Orang tua dan guru harus mampu menjadi pemandu.
2. Ajari Anak cara menghadapi perundungan
Selanjutnya, orang tua harus mengajari anak cara menghadapi cyberbullying. Meski, hal ini bisa dilakukan oleh pribadi sendiri, tetapi sebagai orang tua tidak ada salahnya mengajarkan.
Beberapa cara menghadapi cyberbullying yang bisa Anda ajarkan kepada anak yaitu tidak menanggapi apalagi sampai membalasnya dan sebaiknya blokir saja orang yang mem-bully jika hal tersebut tiba-tiba terjadi.
3. Bimbing anak untuk atur privasi, khususnya data pribadi.
Langkah selanjutnya anak harus mampu mengatur privasi di media sosial. Pengaturan privasi di media sosial sangat membantu mencegah kasus cyberbullying pada anak. Data pribadi anak penting untuk dirahasiakan supaya mereka tidak menjadi korban kejahatan digital.

πŸ’Œ Meski, tidak ada informasi yang benar-benar privat, tetapi dengan mengatur hal tersebut pihak yang dapat mengakses informasi anak kita lebih tersaring. Selain itu yang tidak kalah penting adalah edukasi tentang postingan. Berikan pemahaman bahwa apa yang sudah diposting tidak akan hilang, sehingga sikap selektif menjadi poin penting yang harus dimiliki oleh anak. Orang tua dan guru harus paham soal ini. Sebab informasi yang sudah diposting, ibarat paku yang sudah menempel pada kayu. Walaupun pakunya sudah diambil, bekas lubangnya masih ada.

🌻 SESI TANYA JAWAB

Demikianlah sedikit materi hari ini yang bisa omjay sampaikan sebagai narasumber pengganti. Materi yang luar biasa telah disampaikan oleh guru kita Om Jay. Semoga dengan paparan tersebut, kita dapat melakukan pencegahan cyber bullying (perundungan dunia maya) terhadap anak-anak kita.

Dilanjutkan dengan sesi tanya jawab
Dalam sesi ini berlangsung sangat interaktif.
Diantaranya dibahas tentang
πŸ”‘adanya bulliying di dunia nyata terhadap orang yang gendut dan gagap agar dapat menumbuhkan rasa percaya diri bisa dilakukan dengan mengajak mereka untuk bertemu Psikolog, dan mengobatinya pelan-pelan. Lingkungan sangat berpengaruh untuk cepatnya kesembuhan. Kita sebagai orang tua dan guru harus ikut turun tangan dan membantu kawan-kawan psikolog yang mengerti ilmunya.

πŸ”‘ cara kita menghentikan cyber bullying tanpa bermain internet dampaknya yaitu dengan cara mengajak anak anak kita bermain dengan permainan tradisional yang merupakan budaya bangsa.  Seperti main congkak, galasin, petak umpet dan lain-lain. Sehingga akan berdampak anak menjadi semakin senang belajar offline. Jadi tidak melulu harus online.

🌻 PENUTUP

Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari pertemuan kali ini yaitu
πŸ‘‰ Perlu untuk diketahui, cyberbullying adalah kondisi di mana seseorang merasa tidak nyaman terhadap komentar/informasi/gambar foto yang ditujukan untuk dirinya, yang bertujuan menyakiti, intimidasi, menyebar kebohongan dan menghina, yang diunggah di internet, jejaring media. Hal ini dilakukan oleh orang lain dengan tujuan tertentu. Anak-anak kita jangan sampai menjadi korbannya. Itulah mengapa kami di PGRI memberikan materi ini dalam kurikulum guru motivator literasi digital (GMLD).
πŸ‘‰ Pandemi virus corona (Covid-19) membuat banyak orang semakin akrab dengan internet. Sekolah, bekerja, berinteraksi dengan teman, semuanya dilakukan secara online. Selain itu, untuk menghilangkan rasa bosan, sebagian besar juga memilih bermain media sosial (medsos). Cyberbulying biasanya dilakukan dengan cara online.

πŸ‘‰ Kegiatan Literasi Digital ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital, peningkatan kapasitas, awareness, dan diseminasi pemanfaatan teknologi digital agar masyarakat dapat memanfaatkan internet dengan benar dan bertanggung jawab  serta meningkatkan pengetahuan dan pemahaman akan potensi besar yang dimiliki Indonesia, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan berbagai fasilitas dan fitur teknologi digital yang tersedia untuk menunjang bakat, ekonomi dan pekerjaannya. Literasi digital menjadi salah satu faktor penting yang menentukan kemajuan suatu bangsa.

Alhamdulillah materi yg disampaikan lengkap dan jelas. 

Terima kasih buat Om Jay dengan materinya yang selalu keren dan ibu Rosminiyati selaku moderator


Aktivitas